Dok. Pribadi |
Akhirnya perempuan yang akrab disapa Oca pun berinisiatif mengumpulkan teman-temannya untuk bergabung di komunitas tari. Dirinya meyakini bahwa mahasiswa-mahasiswa khususnya jurusan Jurnalistik berbakat dalam hal kesenian. “Oca yakin yang hobi tari banyak,” kata mahasiswa semester tiga itu.
Oca merasa senang ketika mendapat respon positif dan antusias teman-temannya untuk bergabung di komunitas tari. Perjuangan Oca dan teman-temannya pun tak semanis yang dibayangkan. Berbagai hambatan pun dialaminya, seperti tidak mendapat tempat latihan dan susahnya menentukan jadwal latihan, mengingat jam perkuliahan berbeda-beda.
Tak hanya itu, karena teman-teman yang bergabung tidak semua memiliki basic menari, ia pun harus mengajarkan gerak tari dari awal. Jenis tari yang ia dan teman-teman geluti pun lebih kepada tari tradisi dan klasik. “Mahasiswa Jurnalistik berasal dari banyak daerah, jadi tari yang disajikan jenisnya tari plural,” tambahnya.
Beberapa tarian-tarian yang sudah digarap di antaranya, tari upacara adat, tari pasambahan, tari bergurau dare, tari rampak kendang, dan tari kontemporer. Menurut Oca, saat ini masih menampilkan tariannya di acara internal jurusan Jurnalistik. Lebih lanjut ia mengatakan, pada akhir tahun mendatang ia bersama teman-temannya akan tampil di luar kampus pertama kalinya, yaitu di Museum Konperensi Asia Afrika (KAA) dalam acara Festival Akhir Tahun.
Mempunyai Darah Tari Sejak Kecil
Perempuan Pasaman Barat, Sumatera Barat itu rupanya menggeluti seni tari sejak duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK), yang saat itu usianya masih empat tahun. Ketika kecil ia sudah mempelajari bebepa jenis tarian asal daerahnya, seperti tari pasambahan, tari dindin badindin, dan tari sapu tangan.
Kemampuan kesenian yang dimilikinya tak luput dari peran keluarga. Ia memiliki keluarga yang memang pecinta seni, namun lebih kepada seni musik dan vokal. “Oca sendiri lebih tertarik di tari. Karena tarian itu adalah hobi dan Oca benar-benar cinta dengan berbagai tarian nusantara. Tarian itu sendiri sudah menjadi sahabat bagi Oca,” ceritanya.
Berbagai prestasi pun sudah ia torehkan seperti, sebagai penari dalam pagelaran kesenian dan promosi pelestarian kesenian di Daerah Istimewa Yogyakarta mewakili Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2014. Selanjutnya, sebagai penari dalam festival tari piring kreasi pada tahun 2013, dan sebagai peserta tari dalam kegiatan pelestarian tari ronggeng tahun 2013.
Tak hanya berprestasi dalam tari tradisional, kompetisi jenis tari modern pun pernah ia juarai. Yaitu juara satu modern dance contest yang diadakan oleh Perbasi Kota Bogor tahun 2011, dan juara satu modern dance dalam acara Bogor Open Basketball se-Kota Bogor tahun 2011.
"Kenapa lombanya banyak di Bogor karena waktu SD sampai tamat SMP, Oca tinggal di Bogor bersama adik dari ibu Oca dan nenek waktu itu," kenangnya.
Bagi perempuan kelahiran Jambu Baru 01 Januari 1996 ini, tarian merupakan bagian dari budaya yang harus dilestarikan, khususnya tarian tradisional. “Karena di kampus Islam, jadi kalau menari di UIN tetap memperhatikan kode etik di kampus. Sesuaikan tarian dengan norma yang ada. Mana yang pantas dan mana yang tidak pantas,” jelasnya.
Selain aktif di dunia tari, Oca juga aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan yaitu Lembaga Pers Mahasiswa Suaka UIN Bandung, Keluarga Mahasiswa Minang. “Masih suka nari sama Pemda Pasaman Barat kalau liburan. Jadi kalau ada kesempatan dan tawaran menari Oca ikut,” ujarnya.
Selain aktif di dunia tari, Oca juga aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan yaitu Lembaga Pers Mahasiswa Suaka UIN Bandung, Keluarga Mahasiswa Minang. “Masih suka nari sama Pemda Pasaman Barat kalau liburan. Jadi kalau ada kesempatan dan tawaran menari Oca ikut,” ujarnya.
Berbagai organisasi yang ia ikuti tak membuatnya minder dalam menjalani kewajibannya, yaitu kuliah. Tanggung jawab dan komitmen menjadi prinsip dalam hidupnya. "Jadi kalau membagi waktu saya selalu list di dinding kamar setiap hari. Kalau ada bentrok biasanya saya minta toleransi ke pimpinan organisasi untuk izin atau datang terlambat," tutupnya di akhir perbincangan
Labels:
Berita
Thanks for reading Melestarikan Budaya Lewat Tari. Please share...!
0 Comment for "Melestarikan Budaya Lewat Tari"